Saturday, October 4, 2008

Cassis ~part 2~

title : Cassis
Author : chisa
pairing : RukixReita
pg : 15+

part 2




Ruki membuka matanya perlahan. Ia melihat kakaknya tidur disampingnya sambil menggenggam tangannya. "kak, nanti kau sakit klo tidur dilantai begitu" kata Ruki sambil mengguncang-guncang badan Wataru.

"engg... Ah! kau sudah sadar ru!" kata Wataru sambil memeluk adiknya.

"kak, kenapa aku ada di kamarku? bukannya kemarin aku sedang mandi?" kata ruki

Wataru melepas pelukannya, "kau pingsan di kamar mandi, kupikir kau mati, syukurlah kau hanya demam saja. sebaiknya kau tidak usah masuk sekolah saja hari ini, istirahat saja di rumah, aku akan mengambil cuti untuk hari ini."

"kak, kakak kerja saja, aku tak apa-apa kok sendirian."

"ru, aku sangat mencemaskanmu, sejak orang tua kita bekerja di Jerman, akulah yg bertanggung jawab mengurusmu."

"tapi kak, aku sudah besar."

"ah, baiklah. Akan kubuat bubur untukmu, kau harus sarapan dan minum obatmu. ok?" kata wataru, Ruki mengganggukkan kepalanya.

Wataru keluar dari kamar Ruki. Ruki kembali terbaring di kasurnya. Reita. Saat ini ia hanya ingin melupakan nama itu. Tapi, sulit sekali ia melupakannya. ‘Kenapa? Apakah karena aku terlalu menyukainya?’ Air matanya kembali menetes.

* * *

“Satoru Kano” Kai-sensei mengabsen murid2nya.

“hadir kaipyon!!” Triak Ruka.

“Ngga usah treak2! Dan sopanlah pada gurumu!" bentak Kai, Ruka cengengesan, "Takanori Matsumoto”

“Takanori Matsumoto!” Kai mengulangi panggilannya. “Oh, tidak masuk ya” katanya saat melihat bangku di depan reita kosong. Kemudian ia melanjutkan mengabsen murid2nya

Reita hanya memandang keluar. Pikirannnya dipenuhi dengan Ruki sekarang. Ia tidak bisa berkonsentrasi. Pelajaran yang diberikan Kai-sensei sama sekali tidak masuk ke kepalanya. ‘Ruki, knpa kau tidak masuk hari ini, apa kau menghindariku? Apa aku membuatmu terluka? Ruki, aku ingin bertemu...’ Reita membenamkan kepalanya di dekapan tangannya.

“Suzuki-san, suzuki-san!” panggil Kai-sensei.

“ah, eh, iya, sensei” reita segera membetulkan duduknya.

“Jangan tidur saat pelajaranku. Kerjakan nomor 3 sekarang jg!”

“eh, tp aku belum...”

“Sekarang!!”

“haik sensei...”

* * *

“Rei-chan, jam istirahat siang sudah selesai, kau ngga masuk ke kelasmu?” Uruha mengguncang2 tubuh reita yg sedang tidur di ruangannya, UKS.

“Ngga, aku mau tidur disini saja. Dikelas aku sama sekali tak bisa konsentrasi, Ruki tidak masuk hari ini,” kata Reita.

“Dia sakit,”

“heee, darimana kau tau,” Reita bangkit dari kuburnya, eh, tidurnya *pengarang mulai kacau -_-‘*.

“Tadi wataru menelponku, dia minta tolong padaku untuk mengizinkan Ruki tidak masuk skula hari ini, katanya Ruki kemarin sempat pingsan di kamar mandi, sepertinya parah, kau sudah menjelaskan semua kesalahpahaman kemarin kan?” tanya Uruha sambil memainkan stetoskopnya.

“kemarin aku gagal mengejarnya, di rumahnya pun dia belum pulang,” kata Reita, mukanya tertunduk menyesali perbuatannya kemarin.

“Jadi kau belum menemuinya?”

Reita menggelengkan kepalanya.

“Sebaiknya kau jenguk dia pulang skula hari ini, tampaknya ia sakit gara2 memikirkan kemesraan kita kemarin lho, Rei-chan~...” kata Uruha centil, mulai menggoda Reita lg.

“Jangan goda aku lg! Jijik tau!”

“sapa yg kau sebut dgn ‘jijik’ hah!” tiba2 ada seseorang yg datang. Reita menoleh ke arah sumber suara, “A, Aoi-sensei, maaf, aku ngga bermaksud...” reita gelagapan.

“Aoi-chan, ayo terusin yg tadi malem” Uruha lgsg memeluk Aoi.

“Maaf hunny, tp aku kesini mau ngambil peliharaanku yg bolos kesini,” kata aoi sambil menunjuk ke arah Reita.

Uruha manyun, “tp td malem aku belum puas. Terusin ya?” kali ini Uruha mulai mencium bibir Aoi. Aoi pun nampaknya menikmati ciuman dari Uru. Reita diam2 berjalan keluar ruangan.

“Ampun deh dua guru itu, mending aku tidur di atap skula aja” reita meninggalkan ruangan UKS dan menuju ke atap skula.

Setelah sekitar 5menit menikmati ciuman dari Uru, Aoi tersadar akan tujuannya ke ruang UKS. Ia melepaskan ciuman Uru, dan mendapati Reita sudah menghilang dari ruang tersebut.

“REITA!!!” treak Aoi keluar ruangan.

“Aoi-chan, jangan treak2, nanti ganggu pelajaran, g usah pedulikan anak itu, disini aja puaskan aku ya?” peluk uru dari belakang.

Aoi berpikir sejenak, “ah, benar jg y? Ngapain aku mesti repot2 nyari tu tuyul tanpa idung, baiklah, tp bentar aja ya? Aku masih ngajar di jam terakhir hari ini”

“yatta!!” pekik Uru senang. Kemudian mereka masuk ke dalam ruangan Uruha dan melanjutkan ‘permainan’ mereka.

* * *

Ting-tong.
Ruki mendengar bunyi bel rumahnya beberapa kali dibunyikan. Ia beranjak dari tidurnya, tapi kepalanya terasa berat sekali. Ting-tong. Bel masih saja dibunyikan. “arrgh, sapa sih? Ngga tau orang lg sakit apa?” umpat Ruki sambil berjalan sempoyongan ke arah pintu. Sampai di depan pintu, pandangannya mulai berkunang-kunang, susah payah ia membukakan pintu untuk tamunya. Ketika ia berhasil membukakan pintu untuk tamunya, keseimbangannya mulai goyah. Orang itu langsung menangkap tubuh Ruki agar tidak terjatuh. Ruki mencoba melihat orang yg menopang tubuhnya, yg memanggil2 namanya, tp pandangannya mulai agak kabur. “Re...i...ta...” panggilnya sesaat sebelum ia kehilangan kesadarannya.

Reita segera menggendong tubuh Ruki menuju ke kamarnya. Ia membaringkan Ruki dg hati-hati dan menempelkan plester kompres di kening Ruki. Ia duduk di pinggir kasur Ruki, membelai rambut Ruki yg lembut. Ia melihat mata Ruki yg agak bengkak akibat menangis. Reita lalu mencium bibir Ruki. Ia dapat merasakan suhu tubuh Ruki sekarang. “maaf, Ruki...aku telah membuatmu sedih ya...” kata reita setelah melepas ciumannya.

Sudah dua jam Reita menunggu Ruki, tp ia tidak juga sadarkan diri. Wataru pun belum pulang kerja, pdhl biasanya jam sgini ia sudah pulang.

“oh, ternyata ada kau Reita. Terima kasih telah menjaga adikku, apakah ia baik-baik saja?” Wataru tiba2 masuk ke kamar Ruki. *baru jg dipikirin, tiba2 nongol ni anak*

“ah, kak wataru, dia td sempat pingsan, lalu aku membaringkannya disini, daritadi dia belum siuman. Karena kak wataru sudah pulang, aku berencana untuk pulang”

“Baiklah. Rei, apa ada masalah antara kau dan Ruki?” tanya Wataru sebelum Reita beranjak dari kamar ruki.

“sebaiknya kita bicara jangan disini kak” kata Reita, menunjuk ke arah Ruki.

“Ok, kita ke ruang tamu aja, kau jangan pulang dulu ya? Critakan padaku semuanya baru kau boleh pulang”

Reita mengangguk.

* * *

Ruki terbangun dari pingsannya. Ia merasa tenggorokannya kering. Ia keluar dari kamarnya dan menuju ke dapur mencari segelas air.

“kau sudah siuman Ruki?” tanya Wataru saat menemukan Ruki berada di dapur.

“lho, memangnya td aku pingsan?” Ruki berbalik bertanya, sebenarnya ia tahu bahwa ia pingsan td sore.

“eh, iya, kau td, kau td pingsan di depan pintu, aku yg membopongmu ke kamarmu” wataru agak gelagapan menjawab pertanyaan ruki, Reita memintanya untuk tidak menceritakan soal dia yg datang menjenguk Ruki hari ini.

“oh,” kata Ruki dg nada agk kecewa, “aku tidur lg aja y kak” Ruki berjalan kembali ke kamarnya.

“ya, oyasumi, sudah minum obatmu kan?”

“iya,” kata Ruki saat menaiki tangga menuju kamarnya.

Ruki duduk di kasurnya yg empuk, memandang keluar jendela, mengingat2 kejadian td sore. Ia ingat betul wajah yg menopangnya sesaat sebelum ia pingsan. Meskipun pandangannya agak kabur waktu itu, ia tau klo yg datang waktu itu adalah Reita. Ia senang Reita datang menjenguknya. Tp kenapa kakaknya berbohong padanya. Saat ia pingsan pun ia merasa dicium oleh seseorang, ciuman lembut yg sama saat festival skula kemarin. Mungkinkah Reita menciumnya, ‘hahaha, mungkin hanya perasaanku saja, mana mungkin ia menciumku’ Ruki berusaha menghibur dirinya sendiri. Ruki mulai menangis lg, ia merindukan ciuman lembut dari Reita waktu festival sekolah dulu.

* * *

ohoho....bersambung lg yak...

tamat di part 3...

Comment are love!! \(^o^)/

No comments: