Saturday, March 7, 2009

FF - SILENT MALICE 4

Silent Malice 4
Chapters: 4/??
Authors: Chisa Hazuki
Genre: Angst -maybe-
Warnings: yaoi, character death, violence, mbingungi, ra jelas, mbundhed, marai utek puyeng... @.@
Rating: PG-13
Pairings: Reita/Ruki
Disclaimer: All of they are mine!! MINE!! G dink….*pengennya sih*



=3=3=3=3=3=

“He is… failed product.”

Reita terpaku dalam tempatnya berpijak. “Fa…failed product? What are you??”

“Sebaiknya kita bahas ini di kantorku,” Kata-kata Reita terputus oleh Hyde yang mengajaknya membicarakan masalah ini di kantornya. Reita memperhatikan sekelilingnya. Benar juga, mereka berdua masih berada di depan pintu masuk gedung rumah sakit yang cukup ramai dengan orang-orang berlalu-lalang.

“Okay.” Ucap Reita menyetujui.


Hyde mendengus pelan, ia menatap Reita tajam. Tampaknya Reita sudah siap menerima kenyataan yang ada di dirinya, dan Ruki. “Hmm, okay… After you hear this, don’t mad at me, Rei. Apa kau tahu soal penelitian ayahmu 15tahun yang lalu saat kau berumur 5tahun?” tanya Hyde, mulai membuka semua rahasia yang selama ini ia dan beberapa teman penelitinya sembunyikan.

Reita menggeleng pelan.

Hyde hanya tersenyum tipis, kemudian ia melanjutkan lagi perkataannya, “Dan apa kau ingat dengan bocah yang dulu sering bermain denganmu saat di Laboratorium? Kau dan dia sangat akrab sekali.”

Reita mencoba mengingat-ingat masa kecilnya saat dia berada di tempat kerja ayahnya. Disana, ia hanya dekat dengan satu orang saja. Sebaya dengannya. Seorang anak lelaki bertubuh lebih mungil darinya. Reita tidak ingat namanya. Anak itu, selalu tersenyum imut padanya dan memanggil namanya lembut, Reita sangat menyukai wajah bulatnya yang selalu bersemu merah. Mereka berdua sangat akrab, tidak terpisahkan. Dan anak itu, memiliki seorang saudara laki-laki yang lebih tua 10 tahun darinya. Reita juga cukup akrab dengan kakaknya. Tapi semenjak terjadi kebakaran di laboratorium itu, mereka terpisah. Ayahnya mengatakan bahwa anak itu dan kakaknya tewas dalam kejadian itu. Entah kenapa, Reita tidak percaya pada omongan ayahnya itu. Sejak saat itu selalu mencari-cari anak laki-laki itu, his first love.

“Aku sangat ingat anak itu, tapi aku lupa namanya, kalo tidak salah… Ta-, ta-… aku benar-benar lupa,” kata Reita. Hyde mengerutkan keningnya.

“Ta-? Dia, namanya Ruki, dan ayahmu berbohong soal dia sudah tewas. Sebenarnya dia masih hidup,” ucap Hyde. Membuat Reita terbelalak kaget. Ruki, pantas saja dia tidak asing dengan nama itu. Dulu, orang-orang di sekitarnya, tepatnya orang-orang dari laboratorium itu, sering memanggil anak itu dengan nama Ruki. Tapi, dia beda. Dia memanggilnya dengan sebutan lain karena hanya Reita seorang yang diberi tau oleh anak itu tentang nama aslinya… Ta-. Dia berpikir sejenak, orang yang baru saja kabur dari rumah sakit ini, Matsumoto Takanori adalah Ruki. Matsumoto Takanori.

‘Taka-chan...’ Ya, panggilannya untuk anak itu. Taka-chan. Dan, anak itu ternyata masih hidup.

“Kenapa kalian membohongiku?! Dan bukankah namanya Takanori?! Kenapa kalian menyebutnya Ruki?!” Tanya Reita sedikit membentak pada Hyde. Reita tahu, ini baru permulaan, maka ia tahan seluruh emosinya.

“Ya, nama aslinya memang Takanori. Dulu marganya Shiroyama, tak kusangka dia mengganti marganya dengan marga ibunya. Kami memanggilnya Ruki karena itu adalah nama alter ego yang ditanamkan ditubuhnya. Seperti juga kau, nama Reita adalah alter ego yang ditanamkan didalam dirimu. Sebenarnya kami tak ingin kau dekat dengannya. Kau tau, kedua alter ego kalian sama-sama haus akan kekerasan dan darah. Jika kedua alter ego kalian bertemu, kemungkinan keduanya akan saling membunuh. Jika salah satu dari kalian mati, maka begitu pula dengan alter ego didalamnya. Dan dilihat dari fisik badan yang ditumpangi oleh alter ego itu, kau yang akan menang, meski alter ego Ruki lebih kuat disbanding milikmu,”

“Tunggu, apa maksudmu? Alter ego?” Reita sedikit bingung dengan perkataan-perkataan Hyde barusan.

“Sepertinya aku terlalu cepat. Oke, kau tau alasan yang sebenarnya kenapa kau hidup di laboratorium itu? Yaitu sebagai objek percobaan,”

“Objek percobaan?” Reita semakin bingung.

“Ya, ayahmu sungguh gila. Merelakan istri dan anaknya dijadikan objek percobaan,”

“I…ibuku? Dan aku?” Reita benar-benar bingung dengan perkataan Hyde.

Hyde menggangguk, “Ibumu tewas saat dijadikan percobaan pemasukkan alter ego. Itu murni kesalahan ayahmu karena ayahmu berlebihan dalam memasukkan dosis ke dalam tubuh ibumu. Ayahmu itu terlalu bersemangat. Oh, kau sangat disayangi oleh ayahmu kan? Itu semata-mata karena alter ego yang ada di dalam dirimu adalah alter ego pertama yang paling sempurna,”

“Jadi, selama ini ayah berbohong? Ayah yang membunuh ibu?” Reita meremas rambutnya dan menundukkan wajahnya. Ia sangat terkejut mengetahui bahwa dirinya hanyalah objek percobaan bagi ayahnya dan kenyataan ibunya tewas dijadikan objek percobaan pula oleh ayahnya.

“Ya, kau benar sekali,” ucap Hyde sambil menggangguk pelan. Ia tau Reita sangat shock dengan kenyataan ini.

“Dan kenapa kalian mencari Ruki?” tanya Reita, ia mengangkat wajahnya dan kembali memandangi Hyde dengan tatapan tajam.

“Ayahmu ingin memindahkan alter ego Ruki ke tubuh orang lain. Kami tidak tau ternyata Takanori memiliki penyakit di dalam tubuhnya. Penyakit itu membuat kekuatan alter ego Ruki tidak bisa dimaksimalkan. Ayahmu memutuskan untuk memindahkannya, dengan konsekuensi Takanori akan meninggal. Ayahmu itu sungguh tidak peduli dengan nyawa orang lain. Sehari sebelum perpindahan itu dilakukan, terjadilah kebakaran itu,” ujar Hyde. Reita menggebrakkan meja kerja Hyde dan meraih kerah baju Hyde. Amarahnya benar-benar meluap kali ini.

“Jadi, kau dan para peneliti brengsek itu mencari Taka untuk membunuhnya, hah?!” bentak Reita tepat di muka Hyde.

Hyde mencoba menenangkan Reita, menjaga agar alter ego Reita tidak keluar. “Tenang Rei, kita hanya memindahkan alter egonya.”

“Dan membuatnya meninggal?! Itu sama saja dengan membunuhnya!! Akan kubunuh kalian semua jika menyentuhnya barang semili pun!!” ancam Reita. Kini kebenciannya terhadap ayahnya terkuak dan semakin memuncak.

“I’ve told you before, don’t mad at me!!” Hyde balas membentak Reita. Reita melepaskan kerah baju Hyde dan merasakan kepalanya pening. Ia memegang kepalanya dan menjerit.

“Aaaaaaaaaaaaarrrrrrrrgghhh!!”

“Sial, dia datang,” umpat Hyde. Ia bergegas mengambil obat bius di lacinya dan menyuntikkannya ke lengan Reita yang agak memberontak. Belum selesai Hyde menyuntikkannya, Reita melempar badan Hyde yang kecil mengenai meja kerjanya. Hyde terjatuh dan merintih kesakitan. Reita melepaskan jarum suntik yang tertancap di lengannya dengan kasar. Ia menendangi perut Hyde kemudian mengambil kursi untuk dibantingnya ke tubuh Hyde. Hyde berhasil mengelak. Dan obat itu sepertinya mulai bereaksi. Reita kehilangan keseimbangannya dan pandangannya juga mulai kabur. Tubuhnya yang kehilangan tenaga jatuh ke lantai.

Setelah merasa Reita pingsan total, Hyde mencoba bangkit dan meraih telepon di meja kerjanya. Ia memanggil beberapa asistennya untuk membantunya mengurusi Reita.

=3=3=3=3=3=

A/N: Gyaaaaa! Sambodi helep miiiii!!!
gw pusing bikin ini...
sebenere ide udah ada... tapi seret kluarnya.... TT^TT
*jedotin pala di pahane Ruki*

No comments: